
Kepadatan penduduk dan aktivitas kendaraan bermotor yang tinggi menjadi penyebab utama meningkatnya polusi di kawasan perkotaan. Polusi udara, air, dan tanah tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga membahayakan kesehatan masyarakat.
Untuk mengatasi hal ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) di berbagai daerah, salah satunya DLH Langsa terus mengembangkan berbagai strategi guna menekan dampak polusi dan menjaga kualitas lingkungan agar tetap layak huni.
Berikut adalah beberapa strategi yang digunakan untuk mengurangi dampak polusi di perkotaan. Simak baik-baik, ya!
1. Pengendalian Emisi Kendaraan dan Industri
DLH berperan aktif dalam mengendalikan emisi dari kendaraan bermotor dan sektor industri, dua sumber utama polusi udara di kota. Upaya ini dilakukan melalui program uji emisi kendaraan secara rutin, kerja sama dengan bengkel ramah lingkungan, serta penegakan aturan bagi kendaraan yang tidak memenuhi standar emisi.
Selain itu, DLH juga melakukan pengawasan berkala terhadap industri, memastikan pabrik dan perusahaan mematuhi baku mutu udara ambien serta menerapkan sistem filtrasi gas buang. Langkah ini penting untuk menekan emisi karbon dan partikel berbahaya yang dilepaskan ke udara.
2. Program Penghijauan dan Ruang Terbuka Hijau
Salah satu strategi efektif DLH dalam menekan polusi adalah meningkatkan jumlah ruang terbuka hijau (RTH) di perkotaan. Melalui program penanaman pohon di jalan raya, taman kota, dan area publik, DLH berupaya menyeimbangkan kadar oksigen serta menyerap polutan udara.
Pohon berfungsi sebagai penyaring alami debu dan gas berbahaya, sekaligus membantu menurunkan suhu udara. Selain itu, RTH juga berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menyediakan ruang rekreasi yang sehat.
3. Edukasi dan Partisipasi Masyarakat
DLH juga menyadari bahwa keberhasilan pengendalian polusi tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Oleh karena itu, berbagai kampanye edukatif dan sosialisasi lingkungan digelar secara berkala untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Program seperti Gerakan Kota Tanpa Asap, Eco Driving Campaign, hingga Bank Sampah menjadi sarana bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan dan mengurangi sumber pencemaran.
4. Pemantauan Kualitas Udara Secara Digital
Sebagai bentuk inovasi, DLH di sejumlah kota besar telah menggunakan sistem pemantauan kualitas udara berbasis digital (Air Quality Monitoring System). Data ini digunakan untuk memetakan wilayah dengan tingkat polusi tinggi dan menentukan langkah penanganan yang tepat.
Selain itu, informasi kualitas udara juga dapat diakses masyarakat secara real-time, sehingga mereka dapat menyesuaikan aktivitas di luar ruangan saat kondisi udara memburuk.
Melalui berbagai strategi seperti pengendalian emisi, perluasan ruang hijau, edukasi masyarakat, dan penerapan teknologi pemantauan udara, DLH berkomitmen mengurangi dampak polusi di perkotaan secara berkelanjutan. Sinergi antara pemerintah, industri, dan masyarakat menjadi kunci utama untuk menciptakan kota yang lebih bersih, sehat, dan ramah lingkungan di masa depan.